10 Kesalahan Umum, Mitos, dan Solusi Seputar Asesmen DISC
Oleh Suzie Price, TTSI Valued Associate
Catatan dari Mike: Suzie, sama seperti saya, adalah Associate berpengalaman dari TTISI. TTISI adalah produsen asesmen DISC terbesar di dunia, dan ELAvate telah menggunakannya bersama pelanggan kami di Asia sejak 1997 dengan kesuksesan yang signifikan. Tulisan Suzie dari LinkedIn ini mengingatkan kita agar tidak salah dalam menggunakan profil DISC, dengan tujuan mendukung penggunaan profil DISC yang tepat demi memenuhi kebutuhan dan tujuan klien kita.
Psikolog Amerika Abraham Maslow pernah menulis, "Saya rasa memang menggoda, jika satu-satunya alat yang Anda punya adalah palu, untuk memperlakukan segalanya seolah-olah itu paku."
Kutipan ini sangat pas menggambarkan bagaimana banyak trainer dan konsultan terlalu bergantung pada asesmen DISC. Meskipun DISC adalah alat yang berharga untuk memahami perilaku, alat ini sering disalahpahami, disalahgunakan, atau dianggap sebagai solusi tunggal untuk semua masalah.
Berikut ini 10 kesalahan dan mitos paling umum seputar asesmen DISC, beserta solusinya agar Anda bisa mendapatkan manfaat maksimal dari alat penting ini.
Kesalahan/Mitos #1: DISC adalah profil kepribadian yang lengkap.
DISC sering dipasarkan atau dipahami sebagai tes kepribadian, padahal sebenarnya ini adalah asesmen perilaku. DISC mengukur cara orang bertindak dan berkomunikasi, tapi tidak mencakup aspek kepribadian lain seperti nilai-nilai (values), temperamen, atau kedewasaan emosional.
Solusinya?
Gunakan DISC sebagai bagian dari proses asesmen yang lebih menyeluruh. Menggabungkan DISC dengan alat ukur lain yang mengukur pendorong (motivators), kompetensi, dan cara pengambilan keputusan—seperti profil TTISI TriMetrix—akan memberi Anda gambaran yang jauh lebih utuh tentang seseorang.
Kesalahan/Mitos #2: Semua asesmen DISC itu sama saja.
Tidak semua asesmen DISC diciptakan sama. Penyedia yang berbeda menggunakan metodologi, istilah, dan tingkat akurasi yang beragam. Menggunakan alat yang sudah divalidasi dan diuji secara ketat memastikan Anda mendapatkan hasil yang valid.
Solusinya?
Carilah studi validasi atau dokumen pendukung dari penyedia asesmen Anda.
Kesalahan/Mitos #3: DISC bisa memprediksi siapa yang akan sukses atau gagal.
DISC mengukur gaya perilaku alami dan gaya yang diadaptasi serta gaya komunikasi, bukan keterampilan atau kinerja. DISC tidak bisa memprediksi kesuksesan atau kegagalan kerja jika hanya berdiri sendiri. DISC juga tidak memperhitungkan kemampuan seseorang untuk mengelola gayanya sendiri.
Kenyataannya?
Ingat, kesuksesan kerja bergantung pada kombinasi keterampilan, nilai-nilai, dan penilaian (judgement). Gunakan DISC bersama alat lain untuk mengevaluasi kandidat atau anggota tim secara lebih menyeluruh (holistik).
Kesalahan/Mitos #4: Gaya perilaku menentukan kinerja.
Mudah sekali berasumsi bahwa gaya perilaku tertentu pasti cocok untuk peran spesifik—misalnya, berpikir bahwa orang dengan tipe "I" (Influence) tinggi pasti selalu hebat dalam penjualan. Meskipun kecenderungan perilaku memang memberi petunjuk, itu tidak memberikan gambaran yang lengkap.
Solusinya?
Lihat lebih jauh dari sekadar gaya DISC. Pertimbangkan juga pendorong (motivators), keterampilan, dan kecenderungan pengambilan keputusan seseorang. Menggunakan TTISI TriMetrix bisa mengungkap gambaran potensi yang lebih akurat.
Kesalahan/Mitos #5: Tidak ada bukti kalau asesmen itu akurat.
Meskipun ada sebagian orang yang menganggap asesmen tidak bisa diandalkan atau subjektif, hal ini sepenuhnya tergantung dari mana Anda mendapatkan asesmen tersebut.
Solusinya?
Pastikan Anda menggunakan alat yang memenuhi standar kepatuhan seperti EEOC dan OFCCP (standar di AS) untuk menjamin keandalannya. Asesmen terpercaya dari TTISI didukung oleh riset dan studi validasi yang ekstensif.
Kesalahan/Mitos #6: Hasil asesmen bisa dimanipulasi.
Ada kekhawatiran bahwa peserta bisa "mengakali" sistem dengan menjawab pertanyaan secara tidak jujur atau menjawab sesuai dengan apa yang mereka pikir Anda inginkan. Hal ini tidak selalu bisa terdeteksi pada asesmen DISC dasar.
Solusinya?
Alat tertentu, seperti bagian Acumen dari TriMetrix, dirancang khusus untuk menandai jika ada ketidakkonsistenan dalam jawaban. Kerangka matematisnya memastikan akurasi, bahkan jika seseorang mencoba memberikan jawaban yang terlihat ideal.
Kesalahan/Mitos #7: Mengikuti asesmen itu makan waktu.
Beberapa orang percaya bahwa asesmen membutuhkan investasi waktu yang signifikan, baik dari mereka sendiri maupun dari kandidat atau karyawan yang diminta mengisinya.
Kenyataannya?
Kebanyakan asesmen hanya membutuhkan waktu 10 hingga 30 menit untuk diselesaikan. Investasi waktu yang kecil ini bisa menghemat berjam-jam waktu Anda nantinya dengan cara memperbaiki keputusan perekrutan dan mengidentifikasi kebutuhan pengembangan yang tepat sasaran.
Kesalahan/Mitos #8: Asesmen bisa bersifat diskriminatif.
Ada kesalahpahaman bahwa asesmen dapat secara tidak adil merugikan kelompok tertentu. Sekali lagi, di sinilah pentingnya Anda memastikan validitas asesmen yang Anda gunakan.
Solusinya?
Alat yang divalidasi dengan benar seperti TTISI TriMetrix dan DISC bersifat non-diskriminatif dan patuh pada peraturan ketenagakerjaan. Alat ini membantu mengukur potensi kinerja tanpa bias berdasarkan ras, jenis kelamin, atau usia.
Kesalahan/Mitos #9: Hasil asesmen tidak pernah berubah.
Sering diyakini bahwa hasil asesmen itu bersifat statis atau permanen. Namun, banyak faktor yang bisa memengaruhi hasil asesmen seseorang.
Kenyataannya?
Umumnya, hasil DISC dan Motivators cenderung stabil dari waktu ke waktu, tetapi skor Acumen (yang mengukur kejernihan berpikir) bisa berkembang seiring pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Ini membuat asesmen berguna untuk melacak kemajuan serta mengukur pertumbuhan pribadi dan profesional.
Kesalahan/Mitos #10: Asesmen itu terlalu mahal.
Beberapa organisasi melihat asesmen sebagai tambahan yang "mewah" dalam proses pengembangan karyawan dan perekrutan mereka, bukan sebagai suatu kebutuhan atau komponen dasar.
Solusinya?
Anggaplah asesmen sebagai sebuah investasi. Dengan memastikan Anda merekrut orang yang lebih tepat dan melakukan pengembangan yang lebih terarah, asesmen sebenarnya membantu menghemat uang dengan cara mengurangi angka pergantian karyawan (turnover) dan meningkatkan produktivitas.
Menggunakan DISC secara keliru bisa membatasi potensinya untuk meningkatkan proses perekrutan, pembinaan (coaching), dan pengembangan kepemimpinan. Jika Anda mengatasi kesalahan umum ini dan menerapkan solusinya, Anda akan membuka kekuatan penuh dari profil DISC dan profil TTISI lainnya. Dengan begitu, Anda akan menciptakan tim dan pemimpin yang lebih terlibat (engaged) dan efektif, serta budaya organisasi yang lebih sehat secara relasional.
Hubungi atau kirim email ke saya di ELAvate untuk mendiskusikan bagaimana Profil TTISI bisa berguna bagi Anda dan tim Anda pada tahap perekrutan, promosi, atau pembangunan tim di perusahaan Anda.
Michael J Griffin
Founder and CEO of ELAvate
TTISI Valued Associate since 1997
michael.griffin@elavateglobal.com
+65-91194008 (WhatsApp)