6 Tips untuk CEO dalam Mengelola Tenaga Kerja Multigenerasi
dari Vistage – the world’s largest CEO coaching & peer advisory organization for SME’s
Catatan Mike: Saya adalah pembicara di Vistage Malaysia dan sangat terkesan dengan proses pelatihan CEO mereka yang sangat luar biasa. Artikel ini memberikan gambaran bagi para CXO tentang bagaimana kita bisa memimpin dan menginspirasi tenaga kerja yang terdiri dari berbagai generasi. Komentar tambahan saya akan ditandai dengan cetak miring. Sebagai BONUS, saya telah membuat diagram yang menampilkan karakteristik tenaga kerja multigenerasi di Malaysia dan Singapura. Anda bisa mengunduhnya di akhir artikel ini.
CEO selalu harus memimpin, mengelola, dan menginspirasi tenaga kerja dari berbagai generasi. Namun, untuk pertama kali dalam sejarah modern, lima generasi bekerja bersama di tempat yang sama, dimana sebelumnya hanya dua atau tiga generasi saja. Setiap generasi membawa sudut pandang unik dalam menghadapi tantangan pekerjaan, memiliki motivasi yang berbeda-beda dalam karier, dan menginginkan hal yang berbeda dari tempat kerja mereka.
Jika CEO dapat memanfaatkan talenta dari setiap generasi dengan baik, perusahaan akan berkembang pesat.
Memahami Keragaman Multigenerasi
Jika Anda mencari di Google, akan ada banyak sekali hasil yang menjelaskan tentang perspektif dan preferensi setiap generasi. Tapi, menurut Dr. Chip Espinoza, seorang penulis dan konsultan dari Trabuco Canyon, California yang ahli dalam keragaman generasi di tempat kerja, yang paling penting adalah memahami "Generational Quotient" (GQ), yang mirip dengan IQ dan EQ, agar bisa mengoptimalkan kinerja tenaga kerja. Berikut ini gambaran singkat tentang setiap generasi, gaya komunikasi mereka, dan apa yang mereka hargai.
Traditionalists (1928-1945): Mereka bekerja karena menikmati pekerjaannya dan senang berbagi pengetahuan. Generasi ini merupakan mentor dan pelatih yang sangat baik.
Baby Boomers (1946-1964): Generasi ini sangat termotivasi oleh promosi, pengembangan profesional, dan pujian. Posisi dan gelar sangat penting untuk identitas mereka di tempat kerja.
Gen X (1965-1980): Gen X lebih suka bekerja mandiri, menghargai keseimbangan kerja-hidup, dan ingin terlibat dalam pengambilan keputusan.
Millennials (1981-1996): Generasi ini sangat paham teknologi, menghargai umpan balik yang positif, dan berfokus pada pengembangan karier. Mereka tidak suka dengan ketidakpastian.
Gen Z (1995-2009): Generasi ini cenderung lebih realistis dan pragmatis. Mereka lebih suka bekerja sendiri dan cukup kritis terhadap penghargaan yang dianggap tidak layak.
Tantangan dalam Mengelola Tenaga Kerja Multigenerasi
Berikut beberapa tantangan yang sering dihadapi CEO dalam memimpin tenaga kerja multigenerasi:
Hambatan Komunikasi Antar Generasi
Setiap generasi punya preferensi komunikasi yang berbeda. CEO yang mampu beradaptasi dengan gaya komunikasi ini dapat meningkatkan kolaborasi dan mengurangi kesalahpahaman.Gaya Kerja, Harapan, dan Prioritas yang Berbeda
Setiap generasi berada pada tahap kehidupan yang berbeda. CEO harus mampu memimpin diskusi tentang bagaimana produktivitas diukur dalam organisasi.Resistensi terhadap Perubahan dan Teknologi
CEO perlu membantu setiap generasi memahami pentingnya perubahan dan teknologi baru untuk meningkatkan efisiensi di tempat kerja.Mengatasi Konflik dan Ketegangan Antar Generasi
Setiap generasi sering kali dianggap mempunyai stereotip tertentu. Komunikasi dua arah dan mendengarkan secara aktif dapat meningkatkan hubungan antar generasi di tempat kerja.
6 Tips untuk Mengelola Tenaga Kerja Multigenerasi dengan Efektif
Ciptakan Budaya Inklusif
Dorong komunikasi terbuka dan mentoring lintas generasi untuk memperkuat kolaborasi.Fleksibel dalam Kebijakan dan Praktik
Pahami apa yang dihargai setiap generasi, dan sesuaikan kebijakan agar mencakup kebutuhan mereka, namun tetap adil bagi semua.Sediakan Pelatihan yang Sesuai dengan Kebutuhan Generasi
Tawarkan kesempatan pengembangan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masing-masing generasi. Survei karyawan bisa jadi cara yang bagus untuk mengetahui apa yang mereka butuhkan.Rangkul Teknologi dan Inovasi
Berikan pelatihan bagi karyawan yang lebih tua agar mereka lebih mudah beradaptasi dengan teknologi baru. Gunakan teknologi untuk bekerja jarak jauh dan komunikasi yang lebih efektif.Rayakan Keberagaman Perspektif
Hindari stereotip dan fokus pada kontribusi masing-masing generasi. Setiap orang adalah individu unik, jadi buatlah budaya kerja yang menghargai keragaman ini.Utamakan Transfer Pengetahuan
Transfer pengetahuan sangat penting untuk keberlanjutan perusahaan. CEO harus punya strategi untuk memastikan pengetahuan dari generasi yang lebih tua dapat diserap oleh generasi yang lebih muda.
Espinoza menyoroti bahwa hanya sedikit area dalam masyarakat yang memberikan kesempatan untuk membangun hubungan lintas generasi di luar tempat kerja. Sekolah-sekolah dikelompokkan berdasarkan usia, dan keluarga semakin berpindah-pindah, dengan semakin sedikit rumah tangga yang tinggal bersama atau dekat dengan generasi yang lebih tua. "Orang yang lebih muda (atau mungkin bisa dibilang semua orang) lebih nyaman dengan rekan sebaya mereka," katanya. "Mereka mencari jawaban atas tantangan pekerjaan melalui rekan-rekan mereka. Tren baru yang muncul adalah Gen Z yang mulai beralih ke AI sebagai mentor karena frustrasi dalam menemukan mentor yang sesuai." Mengelola tenaga kerja multigenerasi membutuhkan pendekatan yang matang dan strategis. CEO bisa memanfaatkan kekuatan tenaga kerja yang beragam dengan memahami perbedaan generasi, membangun budaya yang penuh rasa hormat dan inklusif, serta menerapkan kebijakan yang fleksibel.
Dr. Tim Elmore telah mengembangkan diagram generasi "GQ" versi Amerika Utara miliknya sendiri (lihat tab pertama). Saya telah menyesuaikannya, dengan izin, untuk generasi di Malaysia dan Singapura (lihat tab kedua). Unduh kedua diagram ini di sini.
Jadikanlah prioritas untuk memimpin dan berkolaborasi lintas generasi – selalu penasaran dan terbuka terhadap cara-cara baru dari rekan kerja yang berbeda dengan Anda! Siapa tahu, Anda mungkin belajar sesuatu yang baru!
Michael J Griffin
CEO and Founder of ELAvate
Vistage Resource Speaker
Cross Cultural and “GQ” Coach
michael.griffin@elavateglobal.com
+65-91194008 (WA)