Seperti Apa Pemimpin yang Adaptif di Abad ke-21?

oleh Michael Griffin

Abad ke-21 membawa perubahan yang semakin cepat, menciptakan tantangan yang bisa berujung pada kekacauan atau justru membuka peluang baru. Cara Anda, sebagai pemimpin, bertahan dan berkembang di tengah perubahan ini bergantung pada prinsip dan wawasan yang akan saya bahas di bawah ini. Menerapkan prinsip-prinsip ini telah membantu saya menjadi pemimpin yang lebih efektif, baik dalam menjalankan bisnis maupun saat berkontribusi sebagai relawan.

Pilar Kepemimpinan di Abad ke-21:
Etika sebagai Fondasi Kesuksesan
Perilaku Kepemimpinan yang Membangun Rasa Hormat dan Kepercayaan
Sikap Pemimpin yang Melayani (Servant Leadership)
Prinsip Antifragile untuk Bertahan di Tengah Ketidakpastian
Keseimbangan Peran sebagai Pemimpin dan Manajer

Etika sebagai Fondasi Kesuksesan

Ada tiga nilai utama yang menjadi pegangan bagi setiap pemimpin hebat: Integritas, Menghargai, dan Kerendahan Hati. John Maxwell mendefinisikan integritas sebagai keselarasan antara kata dan tindakan: “Ketika perkataan dan perbuatanku selaras, aku tetap menjadi diriku sendiri di mana pun aku berada dan dengan siapa pun aku berinteraksi.” Integritas adalah dasar dari karakter yang kuat dan hubungan yang penuh kepercayaan. Pemimpin yang menghargai orang lain selalu berusaha untuk mengenali dan mengapresiasi keunikan, keterampilan, serta sudut pandang orang-orang di sekitarnya—dan mendorong timnya untuk melakukan hal yang sama. Sementara itu, kerendahan hati adalah perjalanan seumur hidup yang diambil oleh pemimpin yang bijaksana. Seorang pemimpin yang rendah hati menyadari keterbatasannya, terbuka terhadap masukan dan perspektif lain, serta mengutamakan kepentingan tim di atas ego pribadi. Dari kerendahan hati inilah lahir kebijaksanaan.

Perilaku Kepemimpinan yang Membangun Rasa Hormat dan Kepercayaan

Seorang pemimpin yang dihormati dan dipercaya bukan hanya sekadar memiliki jabatan, tetapi juga menunjukkan perilaku yang bisa menginspirasi tim, organisasi, dan budaya kerja. Berikut tujuh kebiasaan kepemimpinan yang bisa Anda pelajari dan terapkan:

  1. Selalu proaktif dalam membangun hubungan, menyempurnakan proses, dan meningkatkan hasil.

  2. Fokus pada situasi, masalah, atau perilaku, bukan pada orangnya.

  3. Jaga martabat dan kepercayaan diri orang lain, jangan sampai tindakan atau kata-kata Anda merendahkan mereka.

  4. Bangun hubungan yang saling percaya dan saling menguntungkan, bukan hubungan yang hanya menguntungkan satu pihak.

  5. Jadilah contoh nyata, lakukan apa yang Anda katakan, dan pimpin dengan memberi teladan.

  6. Pikirkan visi jangka panjang, pahami dampak dan konsekuensi dari setiap keputusan.

  7. Bersikap inklusif, hormati perbedaan, dan terbuka terhadap perspektif yang berbeda dari Anda.

Kualitas Pemimpin yang Melayani (Servant Leadership)

Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang percaya diri dan tidak merasa terancam oleh keberhasilan orang lain. Konsep ini diperkenalkan oleh Dr. Robert Greenleaf, yang merumuskan tujuh prinsip utama dalam servant leadership: Keaslian (Authenticity), Komunikasi yang Kuat, Integritas, Kepedulian (Compassion), Pemberdayaan (Empowerment), Perbaikan Berkelanjutan, Mendahulukan Kepentingan Orang Lain.

Prinsip Antifragile: Bertahan dan Berkembang di Tengah Kekacauan

Istilah antifragile diperkenalkan oleh Nassim Nicholas Taleb. Pemimpin antifragile bukan hanya mampu bertahan dalam perubahan dan ketidakpastian, tetapi juga berkembang dan semakin kuat. Coba pikirkan kembali bagaimana Anda menghadapi pandemi COVID-19: Apakah Anda runtuh sebagai pemimpin yang rapuh (fragile)? Apakah Anda hanya bertahan? Atau justru berkembang dan melakukan perubahan positif?

Dalam bukunya Antifragile: Things That Gain from Disorder, Dr. Taleb merangkum tujuh prinsip yang diterapkan pemimpin sukses di tengah ketidakpastian:

  1. Terima ketidakpastian sebagai bagian dari kehidupan – Perubahan tidak bisa dihindari, jadi belajarlah untuk menghadapinya.

  2. Bangun ketahanan dan jaringan yang kuat – Anda tidak bisa berkembang sendirian.

  3. Belajar dari kegagalan dan kesalahan – Gagal bukan berarti kalah, tapi kesempatan untuk tumbuh.

  4. Kembangkan pola pikir bertumbuh (growth mindset) – Selalu haus belajar dan terbuka pada perubahan.

  5. Latih keahlian secara sadar dan terfokus – Kenali kekuatan Anda, asah, dan tingkatkan terus.

  6. Jaga keseimbangan hidup dan kerja – Jangan biarkan diri Anda terbakar (burnout), hidup yang seimbang lebih produktif.

  7. Bersikap proaktif dan siap menghadapi ketidaknyamanan – Jangan hanya menunggu perubahan, tetapi aktif mencari peluang dan menantang diri sendiri untuk berkembang.

Sinergi antara Pemimpin dan Manajer

Pemimpin hebat sekaligus manajer yang sukses tahu kapan harus memimpin dan kapan harus mengelola. Sayangnya, banyak orang mengabaikan pentingnya keseimbangan ini. Dibutuhkan kebijaksanaan dan keluwesan untuk memahami kapan harus mengambil peran sebagai pemimpin dan kapan harus berperan sebagai manajer.

Warren Bennis pernah berkata:
“Manajer mengelola, pemimpin berinovasi. Manajer mempertahankan, pemimpin mengembangkan. Manajer berfokus pada sistem dan struktur, pemimpin berfokus pada manusia.”

Peter Drucker juga menambahkan:
“Manajer melakukan sesuatu dengan benar, sedangkan pemimpin melakukan hal yang benar.”

Keduanya sama-sama penting, dan kita perlu menguasai keduanya!

Saya menemukan ringkasan menarik dari Timothy R. Clark, CEO dan pendiri LeaderFactor, Inc., yang membahas 23 perbedaan utama antara kepemimpinan dan manajemen dalam artikelnya Leadership vs. Management: What’s the Difference?.  Anda bisa mengunduhnya disini untuk mendapatkan wawasan lebih dalam.

Sekarang, coba refleksikan diri Anda dalam lima aspek kepemimpinan berikut ini:
Etika sebagai Fondasi Kesuksesan
Perilaku Kepemimpinan yang Membangun Rasa Hormat dan Kepercayaan
Sikap Pemimpin yang Melayani (Servant Leadership)
Prinsip Antifragile untuk Bertahan di Tengah Ketidakpastian
Sinergi antara Peran Pemimpin dan Manajer

Identifikasi tiga area di mana Anda masih perlu berkembang agar bisa menjadi pemimpin yang lebih adaptif dan sukses di era yang terus berubah ini. Buatlah rencana aksi dengan hasil yang terukur untuk menutup kesenjangan tersebut. Seperti yang selalu kami tekankan di ELAvate:

“Learn, Grow, Perform for Your Success!”

Saya telah mengembangkan seminar berdurasi 2-4 jam untuk setiap topik ini guna membantu para pemimpin abad ke-21 mencapai kesuksesan. Jika Anda tertarik untuk mengadakannya di organisasi Anda, jangan ragu untuk menghubungi saya!

Michael J Griffin
CEO and Founder of ELAvate
Maxwell Leadership Founding Member
An Antifragile Leader on the Journey of Humility
michael.griffin@elavateglobal.com
+65-91194008 (WhatsApp)

Previous
Previous

Servant Leadership dan Dinamika Kepercayaan

Next
Next

"Apa yang Sebenarnya Penting"