Bisakah Prospek Penjualan Menjadi Sukses Pasca Covid-19? Berdasarkan Penelitian Terbaru
Oleh Michael J. Griffin
Banyak tenaga penjual B2B mengatakan prospek penjualan menjadi lebih sulit di pasca Covid ini, hybrid marketplace. Baru-baru ini Hubspot mempelajari hasil penelitian terbaru tentang prospek bisnis melalui cold calling oleh tenaga penjual B2B. Di sini saya telah merangkum poin-poin penting dari penelitian Hubspot dan menambahkan beberapa wawasan relevan lainnya tentang cold calling. Sumber penelitian ada pada tanda kurung. Saat Anda membaca setiap poin penelitian di bawah, tentukan apakah akan mendukung kesuksesan prospek Anda dalam memulai hubungan dengan cara cold calling.
Referensi masih merupakan cara terbaik untuk memperluas basis pelanggan Anda. Cara ini dapat lebih efektif daripada cold calling dan lebih mungkin untuk mendapatkan janji. Mintalah referensi dari pelanggan Anda yang sudah ada. (ELAvate)
Mayoritas bisnis dan konsumen memprediksi penggunaan panggilan suara akan meningkat atau tetap sama selama 12 bulan ke depan. (Hiya)
Cold calling adalah bentuk dari jangkauan proaktif, dan 82% pembeli menerima pertemuan dengan penjual yang secara aktif menghubungi. (RAIN Group)
Situs web Sapper mencatat bahwa petunjuk detail dari luar 43% lebih efektif daripada melakukannya secara langsung. (Sapper Consulting)
42,1% responden mengatakan bahwa ponsel adalah alat penjualan paling efektif yang mereka miliki. (Sales Insights Lab)
Lebih dari 30% prospek tidak pernah menerima panggilan tindak lanjut setelah kontak awal. (Call Hippo)
Dengan hanya melakukan beberapa upaya panggilan lagi, tenaga penjual dapat meningkatkan tingkat konversi sebesar 70%. (Call Hippo)
57% pembeli C-level lebih suka dihubungi melalui telepon. (Crunchbase)
Teknologi pada penjualan B2B mampu melakukan rata-rata 35 panggilan per hari dan menghabiskan total 55 menit per hari untuk berbicara dengan prospek. (Revenue.io)
92% konsumen berpikir, panggilan tidak dikenal mungkin saja suatu penipuan. (Hiya)
79% panggilan tidak dikenal, tidak akan terjawab. (Hiya)
Cold calling yang berhasil akan berlangsung 2x lebih lama dari yang tidak berhasil — 5:50 menit vs. 3:14 menit. (Gong.io)
Tenaga penjual yang menyampaikan alasan mereka untuk menelepon memiliki tingkat keberhasilan 2,1x lebih tinggi. (Gong.io)
Kepribadian DISC yang berbeda akan merespon secara berbeda pula pada setiap cold calling. Tentukan taktik atau pesan mana yang paling sesuai untuk setiap kepribadian DISC dari pembeli. (Sapper Consulting)
Charlie Cook, seorang tenaga pemasaran, memperkirakan bahwa cold calling yang berhasil sebesar 2% dari waktu; dia juga berkata bahwa prospek yang memenuhi syarat mampu mengkonversi 20% dari waktu, sedangkan referensi mampu mengkonversi hingga separuh waktu. (Forbes)
Cold calling yang berhasil mencakup 65% lebih banyak pernyataan "kami". (Gong.io)
Jam terakhir di hari kerja (antara pukul 16:00 dan 17:00) adalah saat yang tepat untuk menghubungi prospek. (Call Hippo)
Waktu untuk melakukan cold calling tergantung pada masing-masing budaya setempat. Di beberapa budaya waktu terbaik untuk melakukan panggilan adalah pagi hari sebelum jam 9. Sementara untuk di budaya lain dengan jam kerja lebih lambat, cobalah lakukan panggilan setelah pukul 18:00 (ELAvate)
Membuka cold calling Anda dengan bertanya "Bagaimana kabarmu?" memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi untuk mendapatkan janji pertemuan. (Gong.io) Selain itu, tanyakan juga apakah mereka dan keluarga tetap aman dan sehat melalui kondisi saat ini (COVID); hal ini akan mengarahkan Anda pada tingkat keberhasilan yang lebih tinggi. (ELAvate)
Rata-rata durasi untuk panggilan prospek penjualan yang berhasil adalah 14,3 menit. (Revenue.io)
Rabu dan Kamis adalah hari terbaik dalam satu minggu untuk menghubungi prospek Anda. (Gong.io)
Tingkat keberhasilan naik 10% lebih tinggi disaat membahas harga pada panggilan pertama. (Gong.io)
Cold calling akan lebih berhasil jika dilakukan pembahasan secara berulang. (Gong.io) Pembahasan harus mencakup pernyataan masalah kebutuhan umum, "pernyataan keahlian perusahaan Anda" dan alasan Anda melakukan panggilan.
63% penjual mengatakan cold calling adalah bagian terburuk dari pekerjaan mereka. (LinkedIn)
Menginformasikan siapa koneksi Anda saat melakukan cold calling pada umumnya dapat meningkatkan kemungkinan - sebesar 70% - Anda bisa mencapai pertemuan. (LinkedIn)
Tenaga penjualan dengan durasi berbicara yang lebih lama memiliki peluang cold calling yang lebih sukses. (Crunchbase)
Bertanya "Apakah sekarang waktu yang tidak tepat?" saat melakukan cold calling, kemungkinan Anda bisa berhasil mendapatkan janji pertemuan kurang lebih hanya 40%. (Gong.io 2021)
Cold calling memiliki tingkat penolakan yang tinggi. Tetapi jangan jadikan hal itu sebagai masalah pribadi, Anda harus tetap konsisten dan berfikir positif saat melakukan prospek harian. (ELAvate)
Wow! Jumlah statistik yang sangat menarik bukan! Gunakan mereka untuk menyempurnakan, dan meningkatkan strategi prospek Anda serta KPI untuk tahun 2022!
Michael J Griffin
ELAvate Founder
Global Sales Coach
John Maxwell Team Founding Member